News For HIV dan AIDS
BANNER
Selasa, 02 Oktober 2012
News For HIV dan AIDS: Gejala atau Tahap-tahap HIV menjadi AIDS
News For HIV dan AIDS: Gejala atau Tahap-tahap HIV menjadi AIDS: SEX BEBAS & HIV/AIDS Belakangan ini banyak banget yang nanyain ke gw perihal masalah sex bebas & HIV. Makannya kali ini...
Sabtu, 29 September 2012
Manfaat Vitamin D Pada TB dan HIV
Berita Terkait
Penelitian
terbaru memperlihatkan bahwa dosis tinggi vitamin D, disebut juga “vitamin
sinar matahari,” mungkin dapat melawan tuberkulosis (TB) dan mengurangi risiko
kematian dari HIV, virus yang menyebabkan AIDS.
Diperkirakan 1,5 juta orang meninggal setiap tahun karena tuberkulosis dan ada kekhawatiran bahwa
penyakit tersebut semakin resisten terhadap obat. Studi terbaru dari Queen Mary University di London menunjukkan bahwa perawatan TB dapat diperbaiki secara signifikan dengan penambahan vitamin D.
Para peneliti di universitas tersebut meneliti 95 pasien tuberkulosis. Semuanya menerima pengobatan antibiotik standar, namun beberapa diberi suplemen dosis vitamin D sangat tinggi, sekitar 10 kali dosis rata-rata.
Para ilmuwan yang dipimpin oleh Adrian Martineau menemukan bahwa bakteri TB hilang dari kelompok yang mendapatkan vitamin D dalam periode rata-rata 23 hari, kurang lebih dua minggu lebih cepat daripada mereka yang hanya men
gkonsumsi antibiotik.
Martineau mengatakan bahwa vitamin D tampak memperkuat ketahanan tubuh secara natural.
Diperkirakan 1,5 juta orang meninggal setiap tahun karena tuberkulosis dan ada kekhawatiran bahwa
penyakit tersebut semakin resisten terhadap obat. Studi terbaru dari Queen Mary University di London menunjukkan bahwa perawatan TB dapat diperbaiki secara signifikan dengan penambahan vitamin D.
Para peneliti di universitas tersebut meneliti 95 pasien tuberkulosis. Semuanya menerima pengobatan antibiotik standar, namun beberapa diberi suplemen dosis vitamin D sangat tinggi, sekitar 10 kali dosis rata-rata.
Para ilmuwan yang dipimpin oleh Adrian Martineau menemukan bahwa bakteri TB hilang dari kelompok yang mendapatkan vitamin D dalam periode rata-rata 23 hari, kurang lebih dua minggu lebih cepat daripada mereka yang hanya men
gkonsumsi antibiotik.
Martineau mengatakan bahwa vitamin D tampak memperkuat ketahanan tubuh secara natural.
Kelainan Jantung Bawaan
Kelainan Jantung Bawaan Pada Anak-anak
Anda mungkin akan sangat cemas bila
mengetahui anak Anda memiliki kelainan jantung bawaan. Sebenarnya tidak perlu
terlalu cemas. Kelainan jantung bawaan adalah hal yang cukup umum terjadi dan
kini– berkat kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran– banyak yang dapat
disembuhkan dengan pembedahan, kateterisasi dan obat-obatan.
Pertumbuhan
Jantung
Jantung manusia mulai membentuk
struktur kantong tunggal pada minggu keempat kehamilan. Pada minggu kedelapan,
kantong ini secara bertahap membesar. Sekat jantung (septum) tumbuh untuk
memisahkan serambi (atrium) dan bilik (ventrikel) jantung di sisi kanan dan
sisi kiri. Empat katup jantung terbentuk untuk mengatur aliran darah dari
rongga-rongga jantung menuju paru dan tubuh.
Saat bayi masih di kandungan, aliran oksigen dan karbondioksida berlangsung melalui plasenta sehingga kelainan jantung pada saat itu tidak akan membawa masalah bagi bayi. Setelah bayi lahir dan tali plasenta dipotong, akan terlihat bila ada masalah pada jantung anak. Tanda pertama kelainan jantung adalah suara bising (murmur). Dokter dapat mengetahuinya lewat stetoskop. Namun, untuk memastikan penyebab bising tersebut, diperlukan rontgen jantung, EKG dan pemeriksaan penunjang lainnya. Tanda lainnya antara lain berupa detak jantung tidak normal (takikardia), nafas pendek, kesulitan menyusui (karena nafas yang pendek) dan gangguan pertumbuhan dan kulit yang membiru (cyanotic).
Saat bayi masih di kandungan, aliran oksigen dan karbondioksida berlangsung melalui plasenta sehingga kelainan jantung pada saat itu tidak akan membawa masalah bagi bayi. Setelah bayi lahir dan tali plasenta dipotong, akan terlihat bila ada masalah pada jantung anak. Tanda pertama kelainan jantung adalah suara bising (murmur). Dokter dapat mengetahuinya lewat stetoskop. Namun, untuk memastikan penyebab bising tersebut, diperlukan rontgen jantung, EKG dan pemeriksaan penunjang lainnya. Tanda lainnya antara lain berupa detak jantung tidak normal (takikardia), nafas pendek, kesulitan menyusui (karena nafas yang pendek) dan gangguan pertumbuhan dan kulit yang membiru (cyanotic).
Masa Inkubasi Virus HIV/AIDS
Penyakit AIDS mempunyai masa inkubasi, yaitu masa tunas virus AIDS
(HIV) menjadi AIDS. Ketika mulai masa inkubasi atau mulai terjangkitnya HIV,
jumlah sel CD-4 (sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan
sel-sel darah putih manusia) dalam tubuh perlahan-lahan akan berkurang sampai
setengahnya. Ini berarti tubuh telah kehilangan setengah dari kekebalannya.
Dalam kondisi seperti ini penderita masih memiliki kekebalan tubuh yang
berfungsi selama 9-10 tahun.
Tetapi setelah melewati 9-10 tahun,
jumlah sel CD-4 dalam tubuh akan semakin berkurang dan akhirnya sudah tidak berfungsi
lagi. Pada saat inilah penderita tersebut menjadi penderita AIDS. Kesimpulannya
apabila seseorang manusia telah mengidap penyakit AIDS, berarti ia telah
terinfeksi HIV sekitar 9-10 tahun. Pada masa ini berbagai penyakit lain
(infeksi oportunistik) semakin parah dan menyebabkan penderitanya tersiksa
sampai kematian datang menjemputnya.
Orang Yang Beresiko Tertular penyakit HIV/AIDS
Pada dasarnya setiap manusia
memiliki potensi untuk tertular Virus HIV/AIDS. Namun ada beberapa orang
yang beresiko tinggi tertular virus HIV/AIDS, yakni:
- Mereka yang melakukan hubungan seksual dengan orang yang terkena HIV/AIDS tanpa menggunakan pengaman (kondom-red).
- Orang yang berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan yang beresiko tinggi seperti pelacur dan homoseksual.
- Orang yang mendapat tansfusi darah yang tercemar virus HIV.
- Penggunaan alat suntik secara bergantian tanpa melalui proses sterilisasi.
- Anak yang lahir dari ibu yang mengidap virus HIV.
- Orang yang karena pekerjaannya sering berhubungan dengan penderita HIV/AIDS seperti dokter, perawat, petugas transfusi darah, bidan, dan sebagainya. Aktivitas tersebut akan menjadi pintu masuk bagi virus HIV/AIDS.
Langganan:
Postingan (Atom)